Sabtu, 24 April 2010

keracunan logam berat pada makanan kaleng


Wadah kaleng pada umumnya digunakan untuk berbagai produk yang mengalami proses
sterilisasi termal. Pada mulanya wadah kaleng dibuat dari plat timah (tin plate) yang terdiri dari lembaran dasar baja yang timah putih (Sn) panas (hot dipping) atau dengan proses elektrolisa. Kemudian berkembang berbagai jenis yang berbeda dengan plat timah standar, seperti misalnya kaleng baja bebas timah (tinfree steel). Bentuk dari kemasan kaleng itu sendiri dibedakan menjadi dua jenis yaitu kaleng two piece cans dan kaleng three piece. Three fiece cans adalah kaleng yang terdiri dari tiga sambungan yaitu dibagian badan kaleng, di bagian tutup atas kaleng dan sebagian tutup
bawah kaleng. Sedangkan two piece cans adalah kaleng yang secara keseluruhan hanya
memiliki satu sambungan, yitu di bagian tutup atas kaleng.
Kerusakan produk pangan kalengan terutama disebabkan karena interaksi antara logam dasar pembuat kaleng, yaitu Sn dan Fe yang dapat menyebabkan perubahan yang tidak diinginkan seperti perubahan warna, terjadi off-flavour, kehilangan nilai nutrisi, kekeruhan pada sirup dan terbentuknya karat pada kaleng. Selain itu bagian sambungan kaleng yang disolder dapat menyebabkan terjadinya kontak antara Sn dan
Pb dari solder dengan produk pangan yang memiliki kadar asam rendah sehingga terjadi
sulfide stain atau noda hitam pada produk kalengan. Logam Sn dan Fe yang merupakan logam dasar pembuat kemasan kaleng termasuk kedalam golongan logam berat. Jika produk pangan kalengan yang terkontaminasi logam berat masuk kedalam tubuh manusia akan menimbulkan suatu keracunan. Hal ini disebabkan toksikan dari logam berat
mempunyai kemampuan untuk berfungsi sebagai co-faktor enzim, akibatnya enzim tidak
dapat berfungsi sebagaimana biasanya sehingga reaksi metabolisme terhambat
untuk menghindari itu perlu dilakukan dilakukan analisis logam berat Pb, Fe
dan Sn misalnya dengan menggunakan alat instrument untuk analisa logam seperti
AAS (Atomic Absorption Spektrofotometry).